OGAN KOMERING ILIR, BERITAANDALAS.COM – Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program strategis nasional di era kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto. Jutaan pelajar di tanah air, termasuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), ditargetkan mendapat manfaat dari program ini. Namun dalam perjalanannya, pelaksanaan MBG disejumlah daerah menuai persoalan.
Program ini berisiko menjadi ajang bancakan segelintir orang, hingga penyajian hidangan yang dinilai kurang layak. Beberapa keluhan terkait program MBG di OKI kerap terjadi, seperti adanya lauk-pauk dan sayur yang basi serta berbau busuk, keterlambatan distribusi makanan ke sekolah, hingga ada sekolah di perkotaan Kayuagung yang tidak pernah menerima MBG.
Bupati OKI H. Muchendi Mahzareki SE M.Si mengatakan, ia telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk memantau pelaksanaan MBG. Satgas tersebut bertugas memastikan program tepat sasaran sekaligus menjaga kualitas hidangan.
Bupati memastikan satgas akan bekerja profesional dan serius dalam memonitor pelaksanaan program MBG. Ia menegaskan, jika ditemukan kecurangan atau penyalahgunaan, maka akan ditempuh prosedur hukum yang berlaku. Satgas yang dibentuk pun tidak sembarangan, sebab HM Lubis SKM M.Kes yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan OKI, ditunjuk sebagai Ketua Satgas.
“Bila ada penyaluran MBG yang tidak sesuai aturan, pasti akan ditindak. Saya harus memastikan program MBG yang merupakan program strategis nasional terselenggara dengan baik dan benar,” pungkas Muchendi saat diwawancara insan pers, Kamis (21/9/2025).
Muchendi menambahkan, ia menerima laporan bahwa ada sekolah di tengah perkotaan Kayuagung, ibu kota Kabupaten OKI, yang belum pernah mendapat program MBG.
“Ternyata sekolah atau SD ini jumlah muridnya sedikit, jadi tidak kebagian. Nah, ini secepatnya harus ditangani, harus merata di seluruh SD,” katanya.
Asisten Bidang Administrasi Umum Setda OKI, HM Lubis SKM M.Kes, selaku Ketua Satgas mengatakan, pihaknya menuntut seluruh tenaga dapur MBG memiliki sertifikat penjamin makanan sesuai Permenkes Nomor 14 Tahun 2013 sebagai bentuk perlindungan kesehatan masyarakat.
“Satgas untuk di OKI sudah dibentuk beberapa waktu lalu. Kabupaten OKI menjadi daerah kedua di Sumsel yang telah membentuk Satgas. Ini bentuk keseriusan Pak Bupati mengawal program pemerintah pusat. Kami akan turun ke lapangan Senin nanti (25 Agustus). Dan kami akan setiap hari melakukan monitoring,” janji Lubis saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (22/8/2025) siang.
Satgas program MBG yang dibentuk terdiri dari personel berbagai OPD di jajaran Pemkab OKI. Bahkan, satgas sudah siap membuka posko pengaduan yang akan ditempatkan di area perkantoran Bupati OKI.
Adapun tugas satgas program MBG, jelas Lubis, yakni melakukan pengawasan terhadap seluruh proses penyediaan, pengolahan, dan distribusi makanan bergizi. Selain itu, memastikan kualitas serta higienitas makanan sesuai standar kesehatan.
“Satgas juga bertugas mengoordinasikan pelaksanaan di lapangan agar tidak terjadi tumpang tindih, penyalahgunaan, ataupun ketidaksesuaian sasaran. Selain itu, mencatat, melaporkan, dan mengevaluasi seluruh kegiatan pembagian makanan bergizi secara periodik,” pungkasnya. (Ludfi)

































