JAKARTA, BERITAANDALAS.COM – Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan penggeledahan di rumah mewah milik Sutarnedi alias Haji Sutar, seorang pria yang dikenal sebagai ‘crazy rich’ asal Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada 30 Juli 2025.
Haji Sutar diamankan terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil dari jaringan narkotika. Total aset yang disita BNN ditaksir mencapai Rp 52,7 miliar.
“BNN mengungkap hasil TPPU jaringan Sutarnedi dan kawan-kawan di wilayah hukum Palembang, Sumsel. Total aset diestimasikan Rp 52.788.500.000,” kata Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto dalam jumpa pers di kantor BNN, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Kasus ini berawal dari pengembangan penyidikan terhadap sejumlah pelaku narkotika berinisial KD, FR, dan MZ. Dari hasil pemeriksaan, BNN menangkap Sutarnedi (STR), APJ, dan DB. Adapun DB merupakan buronan (DPO) kasus narkotika dan TPPU yang ditangani BNNP Sumatera Selatan.
Total aset yang berhasil ditelusuri dari ketiganya mencapai Rp 52,7 miliar, berasal dari aliran dana hasil bisnis narkoba dengan nilai transaksi sedikitnya Rp 13,3 miliar.
Sebelumnya, rumah mewah Haji Sutar di Tulung Selapan sempat digerebek BNN pada Rabu (30/7/2025) pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Aksi itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Dalam video, terlihat rumah besar bercorak emas tersebut dijaga ketat aparat bersenjata lengkap.
Dalam penggeledahan, BNN tidak menemukan narkoba, melainkan sejumlah dokumen dan kuitansi perdagangan. Sekretaris Desa Tulung Selapan, Karyadi, yang turut mendampingi proses penggeledahan, membenarkan hal itu.
“Tidak ada barang narkoba yang ditemukan. Hanya dokumen jual beli mukena, serta kuitansi pembelian walet dan karet,” kata Karyadi.
Menurutnya, selama mengenal 5–7 tahun terakhir, Haji Sutar dikenal sebagai pengusaha kayu, walet, karet, dan istrinya berdagang emas. Ia mengaku terkejut saat mendengar kabar keterlibatan pria tersebut dalam jaringan narkotika. (*)
